SUARA MERDEKA CETAK - Ngesti Menjaring Penonton Masa Depan
KEPERCAYAAN diri Rizky terlihat begitu besar. Di atas panggung Ngesti Pandowo, siswa kelas XII SMA 5 itu sama sekali tak tampak canggung. Padahal lawan mainnya tak tanggung-tanggung: para punakawan Ngesti yang kondang pandai bermain kata. Rizky yang berseragam batik abu-abu khas SMA 5 berani berpingpong dialog, menimpali lawakan para dagelan Ngesti.
Hal itu terlihat ketika Ngesti Pandowo menyuguhkan lakon Bisma Gugur, spesial bagi siswa dan guru SMA 5, di Gedung Ki Narto Sabdho kompleks TBRS, Sabtu (30/7). Pementasan itu merupakan tindak lanjut atas kebijakan Pemkot, yang ditetapkan oleh Wali Kota (saat itu) Sukawi Sutarip, Juni lalu, siswa SD-SMA di Semarang wajib nonton wayang.
Tebak-tebakan dan guyonan berupa pelesetan bahasa Inggris yang dilontarkan Gareng (Widayat), disahut Rizky dengan enteng. Dia tak mau kalah dalam melontarkan celetukan kuartet punakawan. Wajar saja, dengan dukungan penonton, Rizky seperti bermain di kandang sendiri. Ratusan penonton yang memadati Gedung Ki Narto Sabdho siang itu adalah guru dan teman-temannya.
Bahkan, Rizky pun tak gentar ketika ditantang Gareng, untuk menyanyikan satu lagu Jawa. Lantas, dengan iringan karawitan Ngesti Pandowo, siswa bongsor itu pun melantunkan ’’Praon’’, salah satu karya seniman legendaris Ngesti, Ki Narto Sabdho.
Pakeliran Padat Pimpinan Ngesti Pandowo, Cicuk Sastro Soedirjo menjelaskan, pentas itu merupakan kebijakan Pemkot, yang mewajibkan siswa SD-SMA di Semarang menonton wayang. Tujuannya, untuk memperkenalkan siswa pada wayang orang. ’’Untuk memenuhi kebutuhan siswa, kami mengemas pementasan dalam bentuk ‘pakeliran padat’, berdurasi dua jam. Selain itu, ada penyesuaian bahasa sehingga para siswa tidak kesulitan mengikuti jalan cerita,’’ terang Cicuk. (67)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
W.O.Ngesti Pandowo
OELTAH W.O Ngesti Pandowo (73 thun)
About Me
- Prajurit seneng Guyon
- semarang, semarang, Indonesia
- Ternyata Gedung GRIS Semarang di gusur dan d bongkar hanya karena membangun "Mall Paragon", kenapa budaya Jawa Tengah (W.O Ngesti Pandowo) harus di kalahkan dengan bangunan tersebut .apakah Indoneisa masih mmpunyai budaya yang telah tersingkirkan ini??? dan apkah pemeritah Indonesia kususnya semarang ini masih peduli pada budaya yag adiluhung (bdaya dari nenek moyang kita sndiri)??? AYO KITA PELIHARA BUDAYA KITA SENDIRI & MAJUKAN NEGARA KITA "SURO DIRO JAYANINGRAT LEBUR DINING PANGASTUTI - HAYU HAYU RAHAYU" NISKOLO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar